Thursday, October 30, 2008

Takdir dan Ikhtiar

Hukum sebab akibatyang berlaku secara pasti di bawah pengawasan Tuhan adalah takdir. Adapu ikhtiar adalah kebebasan atau kemerdekan manusia dalam memilih serta menentukan perbuatannya. Dengan demikian, jelas bahwa takdir adalah ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga manusia harus menerimanya, baik hal yang baik maupun yang buruk. Kepercayaan pada takdir merupaka salah satu dari enam rukun iman. Sementara itu, dalam ikhtiar lebih banyak dilibatkan usaha atau kreativaitas manusia. Dari segi bahasa, kata “takdir” (“Arab: qaddara-yqaddiru-taqdir) mengandung arti ukuran, ketentuan, kemampuan dan kepastian. Adapun kata “ikhtiar (Arab: ikhtara-yakhtaru-ikhtiyar) berarti memilih.kata ini seakar dengan kata khayr (baik). Karena itu kata ikhtiar lebih tepat diartikan sebagai memilih yang baik di antra yang ada.

Takdir di dalam Al-Qur’an
dalam Al-Quran dijumpai kata takdir (taqdir)dalam bentuk masdar (nomina dari verba), misalnya dalam Q.6:96; 25:2; 36:38; dan 41:12. selain itu, masih dapat ditemui berbagai bentuk perubahannya yang masih serumpun. Semua ayat itu mengandung tiga pokok persoalan. Pertama, takdir Tuhan berlaku pada fenomena alam, yaitu hukum dan ketentuan Tuhan yangmengikat perilaku alam yang bersifat objektif, sehingga hukum kausalitas alam dapat dipahami oleh manusia. Kedua, takdir Tuhan berkenaan dengan hukum sosial (sunnah Allah) yangberlaku dengan melibatkan manusia di dalamnya. Dan ketiga, efek takdir dalam pengertian hukum kepastian Tuhan baru diketahui kelak di akhirat. Takdir semacam ini harus disikapi dengan iman. Selam manusia masih di dunia, efeknya belum bisa dibuktikan, sementara informasinya berdasar pada kitab suci. Takdir semacam ini terkadang disebut juga kadar tuhan, yakni bahwa nasib manisia di akhirat ditentukan oleh perbuatannya selama di dunia.

Kebebasan Manusia
Dalam teologi Islam diajarkan bahwa Tuhan berkehendak mutlak. Tuhan-lah yang menciptakan alam, termasuk manusia . karena itu, kebebasan manusia sangat ecil di hadapan Tuhan. Secara alamiah manusia telah memiliiki takdir yang tidak bisa dirubah. Manusia secara fisik tidak bisa berbuat lain kecuali mengikuti hukum alam. Tetapi manusia memiliki daya kreatif. Inilah yang menyebabkan manusia bebas berfikiran dan berkehendak. Kehidupan manusia menurut teologi Asy’ariah, merupakan realisasi dari apa yang digariskan Tuhan pada saat azali, baik kehidupan yang baik maupun yang buruk, beruntung atau merugi dan senag atau menderita.manusia akan menjalani ini sejak lahir sampai mati.
Takdir Versus Fatalisme
Takdir tidak sama dengan menerima nasib secara pasrah dalaqm arti tidak mau berusaha sama sekali. Doktrin tentang takdir dalam Islam tidak mengarahkan manusia ke sikap fatalistic atau menyerah kalah kepada nasib (fate). Islam sangat menekankan pentingnya usaha dan amal perbuatan. Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa manusia tidak akan mendapatkan sesuatu selain dia usahakan dan bahwa hasil usahanya itu akan diperlihatkan kepadanya, kemidian akan dibalas dengan balasan yang setimpal (Q.53:39-41). Ayat ini sering dijadikan rujukan pandangan bahwa makna takdir harus diletakkan secara proposional dengan mempertimbangkan peran ikhtiar.

No comments:

Post a Comment

TERIMAKASIH ATAS KOMENTAR DAN KUNJUNGANNYA

Welcome