Sunday, September 28, 2008

Memulai Dari Awal


Subhanallah tidak terasa kita sudah mendekati hari kemenangan yang telah di tunggu-tunggu... nggak terlalu muluk-muluk Fahri cuma mau ngucapim Minal Aidin wal Fadizin Maafkan Lahir Dan Batin...

Dengan kehadirannya Idul Fitri ini semoga amal ibadah kita selama hidup kita dan sampai seterusnya diterima oleh Allah SWT. dan segala amal buruk kita diampuni olehnya pula sehingga kita menjadi Fitri bersih bagaikan bayi yang baru terlahir di alam fana ini.

Hik...hiks... sekali lagi Fahri mohon maaf lahir batin...

Friday, September 12, 2008

Sahabat Baruku

Pagi yang indah dengan dedaunan hijau ranum dibiasi embun yang lembut. Mentari sedikit demi sedikit mulai menampakkan keperkasaannya.
Warga kota Banjarbaru berbondong-bondong mulai menjalankan aktifitasnya. Ada yang berseliweran dengan baju training, lari pagi dan ada juga para ibu-ibu rumah tangga menuju pasar, untuk membeli keperluan rumah tangga tentunya.
Fay adalah salah satu dari orang yang berseliweran lari pagi mengenakan baju training warna biru. Seperti biasa, setelah selesai lari pagi—sekitar jam 6.30 WITA--dia langsung berjalan menuju sebuah warung kecil yang bernama WARUNG BURYAM BANG YOPI.
Benaknya sudah terbayang-bayang dengan aroma khas dari buryam buatan Bang Yopi, enak plus luezat. Belum sampai di warung tujuannya Fay menghantikan langkahnya—Kolam Renang Idaman, masih tutup—bayangannya tentang buryam Bang Yopi berpindah kepada kenangan saat ia amsih bersahabat dengan Robi yang kini sudah pindah ke Bandung melanjutkan SMA-nya di sana. Biasanya mereka berdua sering berenang di kolam itu.
Meski tidak bisa berenang, Fay tetap bersikeras untuk mandi bersama Robi di kolam itu walaupun Cuma nempel di tepi-tepi kolam tanpa berani melepaskan tangannya dari tepian kolam. Kebiasaan Fay seperti itu akhirnya membuat Robi bertanya kepadanya...
“Fay terus maumu apa cuma nempel kayak lumut di pinggir-pinggir kayak gini? Coba berenang kek... buang-buang duit masukmu kalau nggak berenang, tujuan kita kesinikan berenang...” ujar Robi.
“Aku nggak bisa berenang, dan lagi aku nggak mau belajar soalnya takut. Terus, tujuanku masuk ke sini bukan mau berenang tapi cuci mata, liat cewek seksi nan cantik gitulo,” jawab Fay.
Jawabannya itu cukup memuaskan bagi Robi yang perlu penjelasan asal muasal Fay yang bersikeras ikut ke kolam tapi cuma berendam dan nempel di tepi-tepi kolam, sehingga diapun beranjak dari sisi Fay sambil menggerutu. “Aneh,” gumamnya dalam hati.
“Brengsek! Ngapain aku ngelamun di sini segala,” umpatnya setelah tersadar dari lamunannya. Iapun kembali berjalan menuju warung Bang Yopi dengan langkah yang sedikit ia percepat.
“Bang buryam semangkuk Bang, seperti biasa minumnya teh jahe kesukaan Fay.”
“Yes sir, Abang gak pernah lupa dengan selera Fay, pelanggan setia Abang,” ujar Bang Yopi sambil dengan cekatan menyiapkan pesanan orang yang lebih dulu memesan buryam dan mengantarkan ke bangkunya lalu bergerak kembali menyiapkan pesanan Fay.
“genjreng...jreng jreng jreng...”
Seorang berambut gondrong dengan celana jeans mengenakan kaus oblong bergambar bilabong menyongsong. Wajah yang sudah tidak asing lagi bagi Fay. Tapi, sampai saat ini dia belum mengenalnya. Jangankan kenal, tau namanya saja nggak. Hari inilah saatnya aku berkenalan dengannya, gumam Fay dalam hati.
“Sekolah aku nggak cinta kasih kutinggalkan
Pacaran kalah saingan lebih baik kita aku nyanyi
Daripada nyolong ayam di gebukin di penjara 7 bulan...”
Mendengar suaranya yang merdu itu, Fay hanyut sambil manggut-manggut.
“Ini salah siapa ini dosa siapa tanyakan pada orangnya
Terimalah salam saya
Dari anak nggak sekolah
Gara-gara uangnya kere.”
Fay bertepuk tangan sambil tersenyum.
“Suaramu bagus ya,”ujar Fay memuji.
“Termakasiih,” pengamen itu lalu menyodorkan bungkusan pelastik bekas tempat untuk menaruh uang hasilnya mengamen, masih kosong.
“Loh kok langsung sih, kitakan belum kenalan... Perkenalkan nama saya Fay,” ujar Fay sembari menyodorkan tangannya.
“Najmun...” pengamen itu menyebutkan namanya. Bersamaan dengan itu dia menjabat tangan Fay.
“Belum makan kan? Ayo makan, biar aku yang traktir,” ujar Fay seolah tahu keadaan Najmun.”Ayo duduk,” lanjutnya mengajak Najmun.
Najmunpun menuruti perkataan Fay duduk dibangku hadapan Fay.
“Ini Fay buburnya,” Bang Yopi meletakkan buryam dan teh jahe pesanan Fay.
“Thank you Bang... Eh, satu lagi Bang, buat teman saya Najmun.”
“Eh, kalian baru kenalan ya? Yap, Abang akan siapkan secepatnya. Oya, minumnya apa?”
“Najmun, kamu maunya minum apa?” Tanya Fay.
“Hm, air...”jawab Najmun menggantung.
“Yeee, kalo air mah semua orang minuma air, masa minum nasi. Yang jelas dong, air apa,” uajar Fay.
“Kalo begitu terserah kamu deh,”
“Aku mesan teh jahe, kalau begitu kamu juga teh jahe ya... Bang teh jahe aja deh, biar sama.”
“Rebes bos, hihihihi,”jawab Bang Yopi sambil ketawa. Ketwanya aneh.
“Ih Bang Yopi kayak jin Musthofa yang di film Jin dan Jun aja,” gurau Najmun yang kemudian diiringi dengan gelak tawa mereka bertiga.
Tak seberapa lama, pesanan kedua Fay sudah tersaji untuk Najmun. Dan mereka berdua pun mulai menyantapnya.
“Najmun, kalo boleh nanya kamu kelas berapa ya?”
Mendengar pertanyaan itu, Najmun mendadak murung. Ia serba salah untuk menajawab pertanyaan sahabat barunya itu. Soalnya dia baru saja berhenti dari sekolah— kelas tiga SMA—sekitar satu minggu lalu.
“Aku nggak sekolah,”jawab Najmun singkat.
“Hm? Kenapa?” Tanya Fay.
Najmun hanya diam dnegan wajah yang merunduk murung.
“Orang tuamu nggak mampu membiayai kamu?”
BRAKKK!
Tiba-tiba Najmun berdiri dan menamparkan tangannya di atas meja.
Spontan(uhuy), Fay terkejut.
“Hey, kamu menghinaku ya?” Suara Najmun meninggi.”Ya, aku memang miskin. Orang tuaku sudah tidak mampu membiayai sekolahku! Tapi, jangan sembarangan kamu menghinaku...Brengsek!” Najmun beranjak dari warung itu dengan hati yang dongkol.
Fay begitu menyesal dengan erbuatannya yang ternyata telah menyinggung perasaan Najmun sahabat barunya itu. Yah, lidah memang tak bertulang sehingga apapun yang terucap darinya kadang tidak terkendali. Namun, nasi sudah menjadi bubur(bukan bubur ayam) tersinggungnya Najmun tak dapat ditarik kembali kecuali dengan meminta maaf kepadanya.
“Bang,” ujar Fay.
“Iya Fay.”
“Abang sudah kenal lama kan sama Najmun?”
“Ya iya lah masa ya iya dong, gue udah tamat sekolah masa masih minta gendong.”
“Idih Abang masih aja bergurau, nggak nyambung lagi. Nggak tau sama keadaan Fay apa,” Fay menggerutu.”Kenapa najmun sampai kayak gitu Bang?”
“Sebenarnya dia baru saja berhenti sekolah, sekitar satu minggau yang lalu. Kabarnya sih karena orang tuanya nggak mampu lagi untuk membiayainya.”
“Iya,” seorang pelanggan Bang Yopi nyambung, Bu Wati. “Kasian banget si Najmun itu. Mana ayahnya sakit-sakitan lagi. Terpaksa sekarang dialah yang harus menanggung semua beban keluarga, tentunya harus berhenti sekolah. Padahal, dia itu bintang top banget lo di sekolahnya, juara umum terus tiap semester.”
“Ah masa iya sih,” Bang Yopi kurang yakin.
“Ya iyalah, masa ya iya dong, anak sayakan dengannya satu sekolah, masa saya bohong.”
Hey-hey ini bukan tempatnya gosip dan semacamnya, lagian, cuma nanya sedikit kok jawabannya puanjang lebar.
Namun di samping itu, Fay terenyuh dan pilu mendengar sedikit kisah kehidupan seorang Najmun. Ternyata pengorbanannya begitu besar, demi keluarganya agar tetep bisa memakan sesuap nasi, terpaksa ia harus mengorbankan masa depannya yang cemerlng.
“Nih Bang uangnya, 14 ribu... Makasih ya.”
Faypun bergegas lari mengejar Najmun. Mungkin dia masih belum jauh dari sini. Sesekali Fay singgah di warung yang berkemungkinan disinggahi oleh Najmun dan menanyakan ke arah mana dia pergi.
Sudah lima warung di singgahinya dengan memberi pertanyaan yang sama kepada pemilik warung. Tapi nihil, semua tak ada yang tau. Fay terus berlari(lari pagi lagi nih acaranya) sampai di sebuah cafe.
“Mbak lihat pengamen lewat atau singgah di sini nggak?” Tanyanya kepada seorang pelanggan cafe yang duduk santai dengan pacarnya lagi minum kopi jahe(hey, nggak penting kalee).
“Aduh ganteng sekali, cari aku ya?”
“Bukan, pengamen yang rambutnya gondrong dan...”
“Aku nggak tau, lebih baik cari aku aja.”
“Heh, lo nggodain cewek gue, mau gue gampar biar mampus sekalian. “ Nah lo, pacarnya ngamuk.
“Aldo, yang nggoda itu aku, bukannya dia.”
Mbak ini gimana sih. Aneh sekali sifatnya.
“Ah nggak bisa, gue harus bunuh ni kecoa.”
“Waduh, aku dibilang kecoa lagi. Hi, mendingan aku lari aja dari sini, hi atut!”
Faypun terus mencari Najmun. Tiada tujuan yang kau arah, mata angin tak kau hiraukan. Ke utara kau melangkah ke selatan juga kau tuju. Ke barat kau pergi ke timur juga kau sebrangi... musaf...(hey-hey malah nyanyi, ngelindur. Lagunya enak juga ya).
“Hah heran, kemana sih si Najmun?” Diliriknya arloji di tangan. “Ya ampun sudah jam setengah delapan, harus masuk sekolah nih.”
Dengan hati yang keceawa dan dengan berat hati, Fay menyerah untuk mencari Najmun.Waktu mencegahnya untuk berlama-lama mencari Najmun. Dengan langkah yang gontay dia berjalan menuju halte menunggu angkot yang biasanya mengantarnya pulang setelah berjoging ria (tapi, kayaknya hari ini jogingnya nggak ria deh).
Angkot yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, Faypun bergegas untuk masuk ke dalam dengan sangat berat hati. Sesaat ia melihat ke sebuah toko buku di seberang halte. Hah, untuk apa memandangi toko buku yang masih sunyi tak ada siapa-siapa kecuali seorang lelaki berambut gondrong dengan celana jeans...ups tunggu dulu, berambut gondrong dan bercelana jeans? Itu kan Najmun.
“Najmun!”
Fay berlari dengan cepat menyebrangi jalan. Tak peduli kendaraan lalu-lintas yang begitu ramai, dengan gesit dia menghidari sepeda motor yang hampir saja menabraknya kemudian kelakson mobil dan kendaraan lainnya bersahut-sahutan memekik sambil berbagai macam makian penuh amarah dari para pengendara tak henti-hentinya tertuju pada Fay. Tak ayal saat itu terjadi kemacetan sesaat beserta ramainya bunyi kelakson kendaraan yang bersahut-sahutan.
“Hey, kamu mau mati?” Bentak Najmun.
“Ini semua kulakukan demi menemui kamu...”
“What, kamu gila ya?...”
“Aku mau minta maaf soal tadi, aku tidak sengaja menyinggung perasaanmu. Kamu maukan memaafkan aku,” wajah Fay memelas.
Huh Fay-Fay, ternyata kamu memang anak yang paling hebat. Baru kali ini aku mendapat anak yang sehebat dan senekat kamu, berbuat hal yang sangat berbahaya demi memohon maaf kepadaku. Padahal kesalahanmu tidak seberapa. Gumam Najmun dalam hati. Dan sekarang, sifat egoiskulah yang salah, sampai hampir saja nyawamu melayang gara-gara korban keegoisanku. Aku memang buruk jika kamu jadikan sahabat Fay. Tapi, aku akan tetap berusaha menjadi sahabat terbaikmu. Itupun kalau kamu mau menjadikanku sahabatmu.
“Najmun, hei kok ngelamun sih.”
“Aa... iya ada apa,” Najmun tersentak.
“Yeh telmi dia, aku minta maaf atas kejadian tadi,” Fay melirik arlojinya.
Wajah Fay seketika berubah, pucat.
“I iya, ku maafin. Fay, seharusnya aku yang mita maaf sama kamu Fay, aku sudah buat kamu...,” tak sempat selesai perkataan Najmun diputus oleh Fay.
“Ya, sekarang giliran kamu minta maaf sama aku! Lihat nih aku sudah telat,” Fay menunjukkan arlojinya—jam sembilan.
“Wah, maafin aku... aku nggak bermaksud kayak gitu. Please maafin aku...,” Najmun memelas minta maaf.
“Waktu belajarku yang hilang sehari nggak akan pernah bisa terganti...sampai kapanpun itu.”
“Yah, tapi itu kan bukan sepenuhnya salahku...”
“Ngak bisa!”
“Oh Fay...”
“Oke, aku mau maafin kamu asal dengan satu syarat.”
“Ya, aku kan lakukan apapun yang kamu mau.”
“Kamu jadi sahabatku dan mulai hari Senin kamu sudah harus masuk sekolah. Ayahku yang menanggung semuanya.”
“Hah, benarkah!” Najmun begitu terkejut. “Eh, apa ayahmu tahu?” Najmun meragukan Fay.
“Tenang saja, ayah memang menyuruhku untuk mencari teman sebayaku yang tidak mampu bersekolah untuk ia biayai, jadi kamulah yang kupilih sebagai teman yang dibiayai oleh ayahku. Iya kan sahabat?”
“Iya deh,”
“Satu lagi, mulai besok kamu tidak boleh mengamen lagi.”










TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Sunday, September 7, 2008

Blog untuk ade


blog untuk ade-ku akhirnya tercipta juga...

Kunjungi ya...>>>













TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Alhamdulillah Banget

Alhamdulillah banget ternyata opini Fahri terpilih di situs lintas berita dan di masukkan di rubik opini Radarbanjarmasin...suatu kejutan yang tk terkira oleh saya dan ini memotivasi saya utuk membuat karya tulis baru dan mempublikasikannya...

ALHAMDULILLAH

SmileyCentral.com

Friday, September 5, 2008

JARAK ANTARA REMAJA DENGAN HIV/AIDS DAN NARKOBA

Masih teringat jelas dalam benak pikiran kita, 01 Desember 2007 genap dua puluh tahun dunia mrnyoroti tentang bahaya HIV/AIDS yang mengancam jiwa manusia. Ibarat sebuah penyakit kanker yang siap memberangus setiap nyawa yang ditemuinya. Setiap tahunnya kita dibuat terperengah dengan semakin meningkatnya orang-orang dengan HIV/AIDS dan pecandu narkoba. HIV/AIDS dan narkoba bukan lagi menjadi enemik ganada yang mengancam kehidupan gemerlap , bebas dan para penjaja seks namun sudah mulai masuk kedalam kehidupan rumah tangga dan anak-anak.

Keunikan Remaja
Berbicara tentang remaja memang selalu menarik perhatian semua kalangan. Tidak hanya remaja merupakan sosok unik ketika menjalani fase perubahan fisik namun juga dari perubahan non fisik yang penuh gejolak, potensi dan kedinamisan. Remaja laki-laki dengan mengalami perubahan suara, adanya jakun, atau mulai tumbuhnya—maaf—payudara pada perempuan menunjukan adanya perubahan fisik. Sedangkan perubahan non fisik yakni meliputi kelabilan emosi, perkembangan jiwa, dan pembentukan karakter yangf sering ditemui dari berbagai gejala perilakunya. Fase seperti ini dikenal oleh para pakar psikologi dengan proses pencarian jati diri dan pemahaman diri, penjajakan peranan dan kedudukannya dalam lingkungan.
Dalam peroses mencari jati diri ini, remaja memerlukan kemandirian yang menurut Sutari Imam Bernadib meliputi: “Perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan mampu mengatasi masalah seniri tanpa campur tangan orang lain.” Ada suatu dorongan yang kuat agar terbebas dari ketergantungan kepada orang tua, keinginan dihargai sebagai orang dewasa dan mempunyai hak terhadap dirinya dalam mengambil satu keputusan serta bertanggung jawab atas apa yang telah dia perbuat.
Masa remaja adalah masa pembelajaran. Meskipun remaja mendapat kebebasan dalam mengembangkan potensi diri namun tetap saja memerlukan bekal, bimbingan dan pengarahan orang tua, pendidik serta dukungan dari lingkungan yang kondusif. Membekali mereka dengan pemahaman konsep hidup yang benar sangat diperlukan dalam proses pencarian jati diri. Dengan bimbingan membentuk remaja merasa perccaya diri karena secara kejiwaan remaja masih labil, mudah kebingungn ketika menghadapi kesulitan dan kegagalan menjalani hidupnya.
Mengapa seks bebas, narkoba dan HIV/AIDS begitu dekat dengan remaja?
Menurt dokter Boyke Dian Nugroho, SpOG MARS jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia mencapai 500-600 ribu orang dimana 40% diantaranya remaja berusia 10-15 tahun. Ada dua penyebab utama terjadinya percepatan menularnya HIV/AIDS yaitu perilaku seks bebas (30%) dan peredaran narkoba terutama yang menggunakan jarum suntik (50%). Dengan demikian Indonesia memungkinkan jadi episentrum HIV/AIDS. Menyimak perkembangan dan peredaran nakotika, psikotropika dan bahan aktif lainnya, Badan Narkotika Nasional mengataka tahun 2003 hampir 10 juta telah menjadi korban barang haram ini. Mengapa dampak terbesar terjadi pada remaja? Semua ini tidak lepaas dari secara kejiwaan remaja memang mengalam fase ketidak setabilan emosional. Sifat agresifitas yang tinggi, seringnya mengambil tindakan cepat tanpa mempertimbangkan secara matang ikut menunjang akan mudahnya remaja terjerumus pada lingkungan yang negatif. Ketika remaja mengalami realitas hidup sering mengalami kebingungan akibat lemahnya prinsip hidup dan keterbatasan bekal yang dimiliki. Kondisi linkungan keluarga dan masyarakat yang maladatif mrmbuat remaja lebih aman bersama teman-temannya dan tinggal di luar rumah dari pada bercengkrama bersama keluarga di rumah. Lingkungan negaatif inilah yang rentan membawa remaja ke dalam pergaulan bebas, seks bebas, narkoba dan tertularnya penyakit HIV/AIDS.
Remaja aset bangsa dan agama
Persoalan remaja saat ini sudah masuk dalam tataran kritis dan sulit dikendalikan. Hal ini menjadikan banyak kalangan menjadi cemas dan berupaya mencarikan solusi-solusinya. Bagaimanapun juga remaja adalah aset negar, agama dan penerus perjuangan generasi sebelumnya. Secara kejiwaan remaja mempunyai energi yang berpotensi menghasilkan kecemerlangan berfikir dan menemukan ide dan inovasi baru yang penuh kedinamisan. Namun potensi ini harus diimbangi dengan kejelasan arah dan tujuan hidupnya. Ketika remaja kosong dengan tujuan hidupnya yang benar, pemanfaatan potensi ini akan beralih kepada keadaan yang justru merugikan bahkan menghancurkan hidupnya.
Sebagaimana pernyatan yang di keluarkan oleh presiden RI bahwa endemik gan-da narkoba dan HIV/AIDS telah mencapai keadan yang mengkhawatirkan eksistensi negara. Beliau menyaranka langkah antisipatif dengan 3T-nya: tingkatkan kepemimpinan dan upaya pencegahan, tingkatkan layanan kesehatan komprehensif, propesional dan manusiawi. Dan tingkatkan sumber dana dan daya. Banyak pula pernyataan solutif yang diberikan para praktisi kesehatan, psikologi bahkan pemerhati remaja tentang cara terbaik bagaimana mencegah maraknya kasus endemik ganda yang merusak generasi bangsa. Pergaulan bebas dikalangan remaja kini sudah mewabah yang setiap saat melahirkan berbagai penyakit fisik dan psikososial. Sebagian praktisi mengatakan remaja putri merupakan pihak yang sangat dikorbankan akibat pergaulan bebas ini. Untuk itu perlu memberikan pendidikan tentang kesehatan alat reproduksinya sehingga remaja memahami tentang dirinya, keunikan organ reproduksinya. Dengan demikian remaja dapat memberikan keputusan tepat dan bertanggung jawab terhadap penggunaan organ reproduksinya. Selain itu dengan dalih kedaruratan, diambil langkah-langkah penyelesaian seperti ATM kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS, anjuran penggunan jarum steril saat mengkonsumsi narkoba, dan kemudahan sarana untuk melakukan aborsi aman yang sebenarnya justru akan memfasilitasi semakin berkembangnya seks bebas tentu tak ketinggalan juga dampaknya. Sekali lagi kita selalu dihadapkan dengan kenyataan bahwa kenaikan kasus dari dampak pergaulan bebas yang terjadi di masyarakat terutama remaja semakin tidak terkendali. Ibarat fenomena gunung es dampak pergaulan bebas dan seks bebas yaitu meningkatnya pemakai narkoba, berkembangnya penyakit menular seksual terutama HIV/AIDS yang akan merusak aset termahal bangsa ini.
Lalu bagaimana islam memberi solusi?
Islam hadir sebagai pengatur dan pemecah segala persoalan manusia termasuk di dalamnya bagaimana menyiapkan generasi penerus unggul, siap menjadi penerus generasi mendatang. Manusia adalah bagian dari berbagai macam makhluk Allah yang mendapatkan derajat atau kelebihan yang berupa kemampuan untuk menganalisa segala macam persoalan yang dihadapinya. Namun demikian akal tidak akan pernah mampu menemukan aturan terbaik yang dapat mengantarkan manusia pada tujuan hidup yang diinginkan. Manusia akan terjebak dengan memenuhi segala keinginan hawa nafsunya ketika dibiarkan mengatur hidupnya sendiri tanpa keterlibatan Sang pencipta (Al-choliq). Oleh karena itulah islam hadir sebagai agama yang berpengaruh dalam segala aspek kehidupan manusia. Islam menanamkan sebuah keyakinan dengan mendudukkan Allah sebagai pencipta untuk menentukan/mengatur kehidupan. Manusia akan kembali kepada-Nya dengan membawa bebean tanggung jawab atas segala perbuatan yang telah menjadi pilihannya selama masa hidupnya di dunia sebagai penentu kehidupsnnys di akhirat. Dari sini, maka umat islam akan berusaha untuk berjalan sesuai dengan aturan Allah dan tidak keluar dari koridor islam. Umat islam melakukan suatu perbuatan karena meyakini perbuatan itu diwajibkan atau dibolehkan dalam islam dan meninggalkan suatu perbuatan karena dilarang oleh Allah. Seorang muslimakan berlomba memperbanyak pahala dan mendapat keridhoan-Nya. Perinsip seperti inilah yang semharusnya tertanam di dalam jiwa setiap muslimin termasuk para remaja kita.
Hal ini berbeda dengan pola kehidupan sekuler yang digunakan oleh masyarakat barat.gaya hidup sekuler adalah gaya hidup yang mengesampingkan aspek tuhan sebagai pengatur hidup manusia. Agama menjadi urusan pribadi seseorang dengan tuhannya dan terpisah dari kehidupan duniawi. Penghilangan pengaruh agama dalam kehidupan duniawi inilah yang mengantarkan masyarakat barat membuat aturan hidup sendiri sesui dengan keinginan hawa nafsunya. Berawal dari pada keinginan manusia, berkembanglah empat kebebasan yaitu kebebasan beragama (berkeyakinan), berpendapat, berkepemilikan dan bertingkah laku. Agar dalam melaksanakan kebebasan ini tidak melanggar hak orang lain maka lahirlah slogan kebebasan, tidak boleh melanggar hak asasi manusia( HAM). Setiap orang tua di kehidupan sekuler harus memberikan jaminan untuk tidak melanggar hak asasi anak sebagai manusia dalam menerapkan pendidiakn terhadap anaknya. Remaja mempunyai kebebasan untuk memilih dan menentukan jalan hidupnya tanpa harus dibayangi oleh pengarahan dari orang tua.
Terbatasnya peran oreng tua dan kebebawsan tanpa kendali ini menyebabkan berkembangnya kebebasan berfikir remaja untuk merancanakan hidupnya. Remaja bebas bertindak(permisif) dalam mencari langkah solutif permasalahannya, terjebak dengan kehidupan hedonistik (kesenangan) dan pergauln bebas yang mengantarkannya kepada berperilaku seks bebas. Gaya hidup remaja barat seperti inilah kini mulai diikuti oleh remaja muslim. Dengan dalih kebebasan remaja kita telah mengalami pergeseran ke arah perilaku liar tak terkendali. Parahnya gaya hidup sekuler itu semakin populer di mata remaja dan sering kali menjadi acuan dalam perjalanannya mencari identitas diri. Sekarang, bagaimana orang tua, terutama para ibu berperan sebagai ibu yang terbaik bagi pendidikan yang benar sekaligus membari keteladanan berdasarkan keislaman. Dengan pendidikan islam pada usia dini, seperti memasukkannya kedalam pondok pesantren yang terjaga dari gemerlap dunia luar dengan pendidikan rohani dan penjelasan yang mengarahkan dan mencerahkannya akan pemahaman tentang dinul islam sebagai acuan hidupnya, maka di usia remaja dan baligh anak-anak mampu menjadi sosok muslim yang telah menemukan jati dirinya, selalu memegang prinsip dan tujuan islami menuju insan yang taqwa.





Tuesday, September 2, 2008

Maaf Deh Sahabat

Ass... sahabat Fahri, Fahri minta maaf, sementara ini Fahri nggak bisa memasang link kalian, sehabis ganti template ini. Soalnya fahri nggak ada waktu untuk ngenet... sibuk ngurusin mushalla selama bulan Ramadhan.
Tapi jangan kecewa, fahri akan berusaha mencari waktu luang untuk ngenet.

Fahri Memutuskan...

Ass... Fahri kayaknya nggak akan pake Shoutbox lagi deh, soalnya templatenya jadi berat...

maaf ya... kalau mengecewakan... tapi, tolong jangan tinggalkan blog Fahri, tetap beri komentar dan terus suport Fahri. Okey...

Monday, September 1, 2008

Greener Template


download
Terimakasih kalau mau mendownload...
selamat berpuasa.






Wildflowers Template


Selamat menunaikan ibadah puasa...
Semoga kita mendapatkan rahmat-Nya.









SmileyCentral.com

Efek Salju Hiasi Blog Anda

Ass... gimana puasanya, masih kuatkan? Fahri punya tips buat hiasi blog anda sekalian... Coba anda perhatikan blog Fahri, indah bukan? Ada efek salju yang turun ...
Fahri dapat codenya dari Mr. Ozay. Makasih ya, Mr. Ozay...

Nah, buat yang mau juga menghiasi blognya dengan efek salju, copi kode di bawah ini lalu masuk ke EditHTML>> cari kode 'body'(maaf, sebenarnya code itu di kurng dengan <>, tapi fahri ngak bisa menampilkannya... karena selalu terbaca... Bagi yang tahu caranya tolong kasi tahu ya). Lalu letakkan di atas kode tadi...


Oh iya, jangan lupa centang dulu expand widget yang di pojok kanan atas halaman Edit HTML...(supaya nggak hilang content elemen halamannya).

selamat mencoba

Penari Gak Pernah Capek

penari

Hey hey... tertarik gak dengan gambar animasi ini? Lucu kan? gambar ini sama dengan gambar melayang yang ada di sisi kiri situs ini. Dia terus menari tanpa henti...
yang mau pasang gambar ini di blog copi aja kode di bawah ini...
Welcome